Jumat, 03 September 2010

Pencernaan

Saluran Pencernaan dan Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diasimilasi oleh tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas :
1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
4. Tekak
5. Kerongkongan
6. Lambung
7. Usus Halus
8. Usus Besar
9. Rektum
10. Anus

Selain itu, mulut memuat gigi untuk mengunyah makanan, dan lidah yang membantu untuk cita rasa dan menelan. Beberapa kelenjar atau kelompok kelenjar menuangkan cairan pencerna penting kedalam saluran pencernaan.
1. Kelenjar ludah dengan saluran yang masuk ke dalam mulut.
2. Kelenjar ludah perut atau pankreas dan hati (hepar)

Seluruh saluran pencernaan dibatasi oleh selaput lendir atau membran mukosa pada bibir sampai ujung akhir esofagus, ditambah dengan lapisan-lapisan epitelium. Selama proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel jaringan tubuh. Berbagai macam proses perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai fungsi khusus, yaitu menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya.
(Evelyn C. Pearce, hal 176)

Sistem gastrointestinal merupakan pintu gerbang untuk masuknya bahan makanan, vitamin, mineral, dan cairan ke dalam tubuh. Protein, lemak, dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unit yang dapat diserap (dicernakan), terutama di dalam usus halus. Hasil-hasil pencernaan dan vitamin, mineral, dan air menembus mukosa dan masuk ke dalam limfe atau darah (penyerapan).

Pencernaan bahan-bahan makanan utama merupakan proses yang teratur yang melibatkan kerja sejumlah besar enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim kelenjar saliva dan kelenjar lingualis mencerna karbohidrat dan lemak. Enzim-enzim lambung yang mencerna protein dan lemak dan enzim-enzimyang berasal dari bagian eksokrin pankreas mencerna karbohidrat, protein, lemak, DNA, dan RNA. Enzim-enzim pencernaan yang melengkapi proses pencernaan ditemukan di dalam membran luminal dan sitoplasma sel-sel dinding usus halus. Kerja berbagai enzim tersebut dibantu oleh enzim asam hidroklorida yang disekresikan lambung dan empedu yang disekresikan poleh hepar.

Sel-sel mukosa di usus halus dinamakan enterosit. Di usus halus sel tersebut mempunyai brush border yang terdiri atas sejumlah besar mikrofili yang menutupi permukaan apikalnya. Di sisi bagian luminal terdapat lapisan yang kaya akan gula netral dan gula amino, yaitu glikokaliks.

Zat-zat dari lumen saluran cerna masuk ke dalam cairan intersisial dan kemudian ke dalam limfe dan darah dengan cara difusi, difusi terfasilitasi, tarikan solven, transport aktif, transport aktif sekunder (transport ganda), dan endositosis. Kebanyakan zat-zat dari lumen usus halus harus masuk ke dalam cairan intersisial dan proses yang berperan pada pemindahan zat melalui membran sel luminal seringkali agak berbeda dengan proses pemindahan zat melalui membran sel basal dan lateral yang masuk ke dalam cairan intersisial.
(Guyton and Hall, hal 458)

Fungsi pencernaan dan penyerapan gastrointestinal yang digambarkan pada bab sebelumnya bergantung pada berbagai mekanisme yang melunakkan makanan, mendorongnya sepanjang saluran cerna, dan mencampurnya dengan empedu dari kandung empedu dan enzim-enzim pencernaan yang disekresi oleh kelenjar saliva serta pankreas. Beberapa dari mekanisme ini tergantung pada sifat-sifat intrinsik otot polos, usus. Hanya melibatkan kerja refleks-refleks termasuk neuron-neuron intrinsik usus, berbagai refleks SSP, efek endokrin messanger kimia hormon-hormon gastrointestinal. Berbagai hormon tersebut merupakan kerja humoral lambung disekresi oleh sel-sel di dalam mukosa dan diangkut dalam sirkulasi untuk mempengaruhi sistem lambung, pankreas dan kandung empedu.
(Guyton and Hall, hal 469)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar